A.
APA
ITU KEAMANAN JARINGAN
Belakangan
ini, dunia IT underground semakin marak saja. Sering kita saksikan baik di
media cetak, elektronik, dan dunia maya, begitu banyak berita yang memuat
aksi-aksi penyerangan, baik dalam bentuk deface sampai dDos yang meminta banyak
korban. Tidak tanggung-tanggung, bahkan web pemerintah pun, baik pusat sampai
daerah juga sudah banyak yang jadi korbannya.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mencari suatu bugs atau kelemahan
keamanan dan melakukan audit terhadap suatu website jauh lebih mudah daripada membangun
sebuah sistem keamanan itu sendiri. Bagaimana tidak, ada begitu banyak di
internet maupun buku-buku yang membahas aneka macam teknik hacking itu sendiri.
Lalu, apakah dengan kenyataan yang seperti ini para webmaster ataupun praktisi
keamanan web harus diam dan bersikap pesimis? Tentu saja tidak, justru
sebaliknya, meski dengan mengaplikasikan berbagai teknik keamanan tidak
menjamin web kita aman 100% (karena tidak pernah ada suatu sistem yang 100%
sempurna), namun celah-celah yang demikian ini bukan mustahil untuk
diminimalisir. Setiap pengembang web,
sebaiknya yang pertama kali harus dilakukan yaitu memperbaiki pengamanan
terhadap web yang dibangunnya. Pengamanan harus diterapkan sejak awal
karena penerapannya
akan sangat sulit jika telah terjadi masalah di kemudian hari.
Dalam pengamanan
dikenaln dengan beberapa tingkat dan tipe. Tingkat dan tipe yang diperlukan
untuk aplikasi kita akan berbeda-beda bergantung
bagaimana aplikasi itu
bekerja, tipe dan nilai data yang disimpan, jumlah resiko yang biasa dihadapi,
usaha, serta biaya yang dipakai untuk menghasilkan aplikasi yang aman.
Misalnya, pengamanan yang dibutuhkan untuk web perorangan
akan sangat berbeda
dibanding untuk situs perusahaan atau situs e-commerce.
Meskipun
saya sendiri masih sangat awam (baca : newbie) dalam masalah ini, namun tidak
ada salahnya bukan saya sedikit berbagi beberapa kiat yang mungkin bisa
diterapkan untuk memperkuat sistem keamanan web kita. Sehingga lebih tepatnya
tulisan ini bukan ditujukan buat temen-temen semua, namun juga lebih kepada
pribadi saya sendiri. Semua yang akan
saya tulis di bawah ini merupakan kumpulan dari beberapa tulisan para
webmaster-webmaster yang memang memiliki kapabilitas dalam bidang keamanan web,
yang saya ringkas kemudian saya bahasakan dan susun sedemikian rupa sehingga lebihtertata
dan mudah dipahami.
A.
Faktor-Faktor
Timbulnya Serangan
B.
Scripting Kesalahan dalam scripting
pembuatan web adalah
hal terbanyak yang dimanfaatkan oleh para attacker, sehingga rata-rata web yang
berhasil diserang melalui lubang ini. Kelemahan-kelemahan scripting yang
ditemukan pada proses vulnerabilities scanning misalnya, XSS, SQL Injection,
PHP Injection, HTML Injection, dan lain sebagainya. Begitu pula pada CMS semisal
Mambo, Joomla,
WordPress, dan lainnya. CMS tersebut memiliki banyak komponen pendukung di
internet yang bisa kita download, install dan konfigurasi. Sehingga sangat
memungkinkan sekali terdapat bug pada scriptingnya. Langkah terbaik tentunya
melakukan pembedahan (oprek) terhadap script serta melakukan pengujian sebelum
komponen tersebut kita gunakan pada web yang sebenarnya. Pengujian bisa
dilakukan melalui localhost pada komputer dengan menginstall PHP, apache, dan
mySQL, atau menginstall software semisal WAMP ataupun XAMPP yang merupakan
paket all in one. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya kita
harus mulai belajar dan memahami scripting-scripting
Satu hal
yang perlu diingat bahwa tidak ada jaringan yang anti sadap atau tidak ada
jaringan komputer yang benar-benar aman. Sifat dari jaringan adalah melakukan
komunikasi. Setiap komunikasi dapat jatuh ke tangan orang lain dan
disalahgunakan. Sistem keamanan membantu mengamankan jaringan tanpa menghalangi
penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus.
Selain itu, pastikan bahwa user dalam jaringan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keamanan dan pastikan bahwa mereka menerima dan memahami rencana
keamanan yang Anda buat. Jika mereka tidak memahami hal tersebut, maka mereka
akan menciptakan lubang (hole) keamanan
pada jaringan Anda.
Ada beberapa faktor
Penyebab Resiko dalam Jaringan Komputer
a.
Kelemahan
manusia (human error)
b.
Kelemahan
perangkat keras computer
c.
Kelemahan
sistem operasi Jaringan
d.
Kelemahan
sistem jaringan komunikasi
Ancaman Jaringan
Komputer
1.
FISIK
·
Pencurian
perangkat keras komputer atau perangkat Jaringan
·
Kerusakan
pada komputer dan perangkat komunikasi Jaringan
·
Wiretapping
·
Bencana
alam
2.
LOGIK
·
Kerusakan
pada sistem operasi atau aplikasi
·
Virus
·
Sniffing
Ada dua elemen utama
pembentuk keamanan jaringan :
·
Tembok pengamanan, baik secara fisik
maupun maya, yang ditaruh diantara piranti dan layanan jaringan yang digunakan
dan orang-orang yang akan berbuat jahat.
·
Rencana pengamanan, yang akan
diimplementasikan bersama dengan user lainnya, untuk menjaga agar sistem tidak
bisa ditembus dari luar.
Segi-segi
keamanan didefinisikan dari kelima point ini.
a.
Confidentiality Mensyaratkan bahwa
informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
b.
Integrity Mensyaratkan bahwa
informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
c.
Availability Mensyaratkan bahwa
informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d.
Authentication Mensyaratkan bahwa
pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan
bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e.
Nonrepudiation Mensyaratkan bahwa
baik pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan
penerimaan pesan.
Serangan
(gangguan) terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama :
a. Interruption
Suatu aset
dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi terhadap
piranti keras atau saluran jaringan.
b. Interception
Suatu
pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang
dimaksud bisa berupa orang, program,
atau sistem yang lain. Contohnya adalah penyadapan terhadap data dalam suatu
jaringan.
c. Modification
Suatu
pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset.
Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga
berjalan dengan tidak semestinya, dan
modifikasi pesan yang sedang ditransmisikan dalam jaringan.
d. Fabrication
Suatu
pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem.
Contohnya
adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.
Ada beberapa prinsip yang perlu
dihindari dalam menangani masalah keamanan :
§ diam dan semua akan
baik-baik saja
§ sembunyi dan mereka
tidak akan dapat menemukan anda
§ teknologi yang
digunakan kompleks/rumit, artinya aman
Tujuan Keamanan
Jaringan Komputer
·
Availability / Ketersediaan
·
Reliability / Kehandalan
·
Confidentiality / Kerahasiaan
B.
Kepedulian
Masalah Jaringan
1.
Overview
Pendefinisian keamanan
(pada jaringan komputer) dapat dilakukan dengan melihat target yang ingin
dicapai melalui konsep 'aman'. Berikut adalah daftar fitur
yang dapat
mencegah/mengantisipasi serangan dari pihak luar ataupun pihak dalam.
2.
Security Policy
Sebelum
melanjutkan implementasi ke tingkat yang lebih jauh sebaiknya ditentukan dulu
apa yang hendak dilindungi dan dilindungi dari siapa. Beberapa pertanyaan
berikut dapat membantu penentuan kebijakan keamanan yang diambil.
- Informasi apa yang dianggap rahasia atau sensitif ?
- Anda melindungi sistem anda dari siapa ?
- Apakah anda membutuhkan akses jarak jauh?
- Apakah password dan enkripsi cukup melindungi ?
- Apakah anda butuh akses internet?
- Tindakan apa yang anda lakukan jika ternyata sistem anda dibobol?
Serta masih banyak
pertanyaan lain tergantung bentuk organisasi yang anda kelola.
Kebijaksanaan
keamanan tergantung sebesar apa anda
percaya orang lain, di dalam ataupun di luar organisasi anda. Kebijakan
haruslah merupakan keseimbangan antara mengijinkan user untuk mengakses
informasi yang dibutuhkan dengan tetap menjaga keamanan sistem.
C. ANCAMAN JARINGAN
KOMPUTER
1. Keamanan Secara Fisik
Fisik
dalam bagian ini diartikan sebagai situasi di mana seseorang dapat masuk ke
dalam ruangan server/jaringan dan dapat
mengakses piranti tersebut secara illegal. Orang yang tidak berkepentingan ini
bisa saja seorang tamu, staf pembersih, kurir pengantar paket, dan lainnya yang
dapat masuk ke ruangan tersebut dan mengutak-atik piranti yang ada. Apabila
seseorang memiliki akses terhadap ruangan tersebut, orang tersebut bisa saja memasang program trojan
horse di komputer, melakukan booting dari floppy disk, atau mencuri data-data penting (seperti file
password) dan membongkarnya di tempat yang lebih aman.
Untuk menjaga keamanan, taruhlah server di ruangan
yang dapat dikunci dan pastikan bahwa ruangan tersebut dikunci dengan baik. Untuk menghindari
pengintaian, gunakan screen-saver yang dapat dipassword. Atur juga semua komputer untuk melakukan fungsi
auto-logout setelah tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
2.
Keamanan Secara Logic
a.
BIOS Security
Sebenarnya
seorang admin direkomendasikan men-disable
boot dari floppy. Atau bisa dilakukan dengan membuat password pada BIOS dan
memasang boot password.
b.
Password Attack
Banyak
orang menyimpan informasi pentingnya pada komputer dan seringkali sebuah
password hal yang mencegah orang lain untuk melihatnya. Untuk menghindari
serangan password maka sebaiknya user menggunakan password yang cukup baik.
Petunjuk pemilihan password :
·
Semua
password harus terdiri dari paling sedikit 7 karakter.
·
Masukkan
kombinasi huruf, angka, dan tanda baca sebanyak mungkin dengan catatan bahwa
password tetap mudah untuk diingat.
Salah satu caranya adalah mengkombinasikan kata-kata acak dengan tanda
baca atau dengan mengkombinasikan
kata-kata dengan angka. Contoh : rasa#melon@manis, komputer0digital1,
kurang<lebih>2001
·
Gunakan
huruf pertama frasa yang gampang diingat. Contoh: dilarang parkir antara pukul
7 pagi hingga pukul 8 sore à
dpap7php8s, tidak ada sistem yang benar-benar aman dalam konteks jaringan à tasybbadkj
·
Gunakan
angka atau tanda baca untuk menggantikan huruf di password. Contoh :
keberhasilan à
k3b3rh45!l4n
·
Gantilah password secara teratur
c.
Malicious Code
Malicious
code bisa berupa virus, trojan atau worm, biasanya berupa kode instruksi yang
akan memberatkan sistem sehingga performansi sistem menurun. Cara
mengantisipasinya bisa dilihat pada 6 contoh berikut :
- berikan kesadaran pada user tentang ancaman virus.
- gunakan program anti virus yang baik pada workstation, server dan gateway internet (jika punya).
- ajarkan dan latih user cara menggunakan program anti virus
- sebagai admin sebaiknya selalu mengupdate program anti-virus dan database virus
- Biasakan para user untuk TIDAK membuka file attachment email atau file apapun dari floppy sebelum 110 % yakin atau tidak attachment/file tsb “bersih”.
- Pastikan kebijakan kemanan anda up to date.
d.
Sniffer
Sniffer adalah sebuah device
penyadapan komunikasi jaringan komputer dengan memanfaatkan mode premicious
pada ethernet. Karena jaringan komunikasi komputer terdiri dari data biner acak
maka sniffer ini biasanya memiliki penganalisis protokol sehingga data biner
acak dapat dipecahkan. Fungsi sniffer bagi pengelola bisa untuk pemeliharaan
jaringan, bagi orang luar bisa untuk menjebol sistem.Cara paling mudah untuk
mengantisipasi Sniffer adalah menggunakan aplikasi yang secure, misal : ssh,
ssl, secureftp dan lain-lain
e.
Scanner
Layanan
jaringan (network service) yang berbeda berjalan pada port yang berbeda juga.
Tiap layanan jaringan berjalan pada alamat jaringan tertentu (mis.
167.205.48.130) dan mendengarkan (listening) pada satu atau lebih port (antara
0 hingga 65535). Keduanya membentuk apa yang dinamakan socket address yang mengidentifikasikan secara unik
suatu layanan dalam jaringan. Port 0 hingga 1023 yang paling umum dipergunakan
didefinisikan sebagai well-known number
dalam konvensi UNIX dan dideskripsikan dalam RFC 1700.
Port Scanner merupakan program yang
didesain untuk menemukan layanan (service) apa saja yang dijalankan pada host
jaringan. Untuk mendapatkan akses ke host, cracker harus mengetahui titik-titik
kelemahan yang ada. Sebagai contoh, apabila cracker sudah mengetahui bahwa host
menjalankan proses ftp server, ia dapat menggunakan kelemahan-kelemahan yang
ada pada ftp server untuk mendapatkan akses. Dari bagian ini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa layanan yang tidak benar-benar diperlukan sebaiknya
dihilangkan untuk memperkecil resiko keamanan yang mungkin terjadi.
Mirip dengan port scanner pada
bagian sebelumnya, network scanner memberikan informasi mengenai sasaran yang
dituju, misalnya saja sistem operasi yang dipergunakan, layanan jaringan yang
aktif, jenis mesin yang terhubung ke network, serta konfigurasi jaringan.
Terkadang, network scanner juga mengintegrasikan port scanner dalam
aplikasinya. Tool ini berguna untuk mencari informasi mengenai target sebanyak
mungkin sebelum melakukan serangan yang sebenarnya. Dengan mengetahui kondisi
dan konfigurasi jaringan, seseorang akan lebih mudah masuk dan merusak sistem.
Contoh scanner : Nmap, Netcat, NetScan Tools Pro 2000, SuperScan
f.
Spoofing
Spoofing
(penyamaran) biasa dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk
menggunakan fasilitas dan resource sistem. Spoofing adalah teknik melakukan
penyamaran sehingga terdeteksi sebagai identitas yang bukan sebenarnya, misal :
menyamar sebagai IP tertentu, nama komputer bahkan e-mail address tertentu.
Antisipasinya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi firewall.
g. Denial of Service
Denial of
Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu pihak mengekploitasi aspek dari
suite Internet Protocol untuk menghalangi akses pihak yang berhak atas
informasi atau sistem yang diserang.
Hole yang memungkinkan DoS berada dalam kategori C, yang berada dalam
prioritas rendah. Serangan ini biasanya
didasarkan pada sistem operasi yang dipergunakan. Artinya, hole ini berada di
dalam bagian jaringan dari sistem
operasi itu sendiri. Ketika hole macam ini muncul, hole ini harus diperbaiki
oleh pemilik software tersebut atau
di-patch oleh vendor yang mengeluarkan sistem operasi tersebut. Contoh dari
serangan ini adalah TCP SYN dimana permintaan koneksi jaringan dikirimkan ke
server dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya server dibanjiri permintaan
koneksi dan menjadi lambat atau bahkan tidak dapat dicapai sama sekali. Hole
ini terdapat nyaris di semua sistem operasi yang menjalankan TCP/IP untuk berkomunikasi di internet. Hal ini
tampaknya menjadi masalah yang terdapat di dalam desain suite TCP/IP, dan merupakan sesuatu yang tidak
mudah diselesaikan.
Dalam
serangan DoS, sesorang dapat melakukan sesuatu yang mengganggu kinerja dan
operasi jaringan atau server. Akibat dari serangan ini adalah lambatnya server
atau jaringan dalam merespons, atau bahkan bisa menyebabkan crash. Serangan DoS
mengganggu user yang sah untuk mendapatkan layanan yang sah, namun tidak
memungkinkan cracker masuk ke dalam sistem jaringan yang ada. Namun, serangan
semacam ini terhadap server yang menangani kegiatan e-commerce akan dapat
berakibat kerugian dalam bentuk
finansial.
h.
Hacker
Orang yang secara diam-diam mempelajari sistem
yang biasanya sukar dimengerti untuk kemudian mengelolanya dan men-share hasil
ujicoba yang dilakukannya.
Hacker tidak merusak
system
Craker
Orang yang secara
diam-diam mempelajari sistem dengam maksud jahat, Muncul karena sifat dasar
manusia yang selalu ingin membangun
(salah satunya merusak)
Ciri-ciri
cracker :
1)
Bisa
membuat program C, C++ atau pearl
2)
Memiliki
pengetahuan TCP/IP
3)
Menggunakan
internet lebih dari 50 jam per-bulan
4)
Menguasai
sistem operasi UNIX atau VMS
5)
Suka
mengoleksi software atau hardware lama
6)
Terhubung
ke internet untuk menjalankan aksinya
7)
Melakukan
aksinya pada malam hari, dengan alasan waktu yang memungkinkan, jalur
komunikasi tidak padat, tidak mudah diketahui orang lain
Penyebab
cracker melakukan penyerangan :
1)
spite,
kecewa, balas dendam
2)
sport,
petualangan
3)
profit,
mencari keuntungan dari imbalan orang lain
4)
stupidity,
mencari perhatian
6)
politics,
alasan politis
D.
CARA
PENGAMANAN JARINGAN KOMPUTER :
1.
Autentikasi
Proses pengenalan
peralatan, sistem operasi, kegiatan, aplikasi dan identitas user yang terhubung
dengan jaringan komputer Autentikasi dimulai pada saat user login ke jaringan
dengan cara memasukkan password
a.
Tahapan
Autentikasi
1)
Autentikasi untuk mengetahui lokasi dari peralatan
pada suatu simpul jaringan (data link layer dan
network layer)
2)
Autentikasi untuk mengenal sistem operasi yang
terhubung ke jaringan (transportlayer)
3)
Autentikasi untuk mengetahui fungsi/proses yang
sedang terjadi di suatu simpul jaringan (session dan presentation layer
4)
Autentikasi untuk mengenali user dan aplikasi yang
digunakan (application layer)
pada saat tahap
autentifikasi
b. macam-macam
autentikasi
1)
Autentikasi Basic
Autentikasi
standar yang didukung oleh semua browser, tetapi tidak melakukan enkripsi data.
Autentikasi ini juga dapat berjalan pada koneksi SSL (Secure Socket Layer).
Autentikasi basic dapat dibagi menjadi 3 bagian :
·
Autentikasi
basic HTTP : menggunakan teknik base64-encoding diaplikasikan untuk
username dan password. Autentikasi jenis ini dipakai untuk membatasi akses ke
halaman-halaman suatu web.
·
Autentikasi
basic berbasis password : untuk pengguna pertama kalinya mengakses direktori
yang dilindungi, maka ia harus terlebih dahulu menuliskan nama dan password ke
dalam sebuah form yang muncul dalam bentuk window pop up. Jika nama dan
password pengguna ini diizinkan untuk mengakses, maka browser berhak mengakses
ke direktori ini selama sisa sesi browsing.
Autentikasi
basic berbasis Host : untuk pembatasan akses berdasarkan host klien (nama
domain) seperti alamat IP klien yang dipakai untuk mengakses server adalah 172.20.173.15.
·
Autentikasi
Digest
Autentikasi
di mana browser melakukan enkripsi password sebelum mengirimkannya ke server.
Akan tetapi kendalanya tidak semua browser mendukungnya.
·
Autentikasi
Form
Seperti
halnya pada autentikasi basic, hanya saja server web mengirimkan login form
berbasis HTML biasa dan bukan menggunakan form built-in browser (bukan berbasis
Servlet atau JSP). Username (nama pengguna) dan Password (kata sandi) dikirim
sebagai variabel form biasa.
·
Autentikasi
Certificate
User
atau pengguna perlu menyediakan certificate public key untuk autentikasi. Namun
agak sulit diterapkannya, akan tetapi menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.
2.
Enkripsi
Teknik pengkodean data
yang berguna untuk menjaga data / file baik di dalam komputer maupun pada jalur
komunikasi dari pemakai yang tidak dikehendaki Enkripsi diperlukan untuk
menjaga kerahasiaan data
Gambar 1. ilustrasi
resiko keamanan Jaringan pada saat tahap enkripsi
a.
Enkripsi
Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah satu hal yang penting dalam
komunikasi menggunakan computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi.
Enkripsi dalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa
dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti (tidak terbaca).
Enkripsi dapat diartikan sebagai kode atau chiper. Sebuah sistem pengkodean
menggunakan suatu table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti
kata dari informasi atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim.
Sebuah chiper menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran
data (stream) bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti
(unitelligible). Karena teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap
untuk di automasi, maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan
network.
Pada
bagian selanjutnya kita akan membahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa
digunakan dalam sistem sekuriti dari sistem komputer dan network.
1)
Enkripsi
Konvensional.
Proses
enkripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Plain teks ->
Algoritma Enkripsi -> Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
User A | | User B
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 3
Informasi
asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh Plain teks, yang kemudian oleh
algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi informasi yang tidak dapat untuk
dimengerti yang disimbolkan dengan cipher teks. Proses enkripsi terdiri dari
dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci biasanya merupakan suatu string bit yang
pendek yang mengontrol algoritma. Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil
yang berbeda tergantung pada kunci yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi
akan mengubah output dari algortima enkripsi.
Sekali
cipher teks telah dihasilkan, kemudian ditransmisikan. Pada bagian penerima
selanjutnya cipher teks yang diterima diubah kembali ke plain teks dengan
algoritma dan dan kunci yang sama.
Keamanan
dari enkripsi konvensional bergantung pada beberapa faktor. Pertama algoritma
enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi
cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut. Lebih jauh dari itu keamanan
dari algoritma enkripsi konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya
bukan algoritmanya. Yaitu dengan asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk
mendekripsikan informasi dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang
algoritma diskripsi / enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga
kerahasiaan dari algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.
Manfaat
dari konvensional enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara
luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya
dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam
bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan
disediakan pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi
konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.
Model
enkripsi yang digunakan secara luas adalah model yang didasarkan pada data
encrytion standard (DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US
pada tahun 1977. Untuk DES data di enkripsi dalam 64 bit block dengan
menggunakan 56 bit kunci. Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input diubah
dengan suatu urutan dari metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama
dengan kunci yang sama digunakan untuk mengubah kembali enkripsi
a)
Enkripsi
Konvensional
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
·
Algoritma
yang sama dengan kunci yang sama dapat digunakan untuk proses dekripsi -
enkripsi.
·
Pengirim
dan penerima harus membagi algoritma dan kunci yang sama.
Yang dibutuhkan untuk
keamanan :
·
Kunci
harus dirahasiakan.
·
Adalah
tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang
telah dienkripsi.
·
Pengetahuan
tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu
menentukan kunc.
2)
Enkripsi
Public-Key
Salah
satu yang menjadi kesulitan utama dari enkripsi konvensional adalah perlunya
untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam keadaan aman. Sebuah cara
yang tepat telah diketemukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan suatu model
enkripsi yang secara mengejutkan tidak memerlukan sebuah kunci untuk
didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama enkripsi public-key dan pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain teks ->
Algoritma Enkripsi -> Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
Private Key B ----|
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 2
User A | | User B
Private Key B ----|
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 2
Algoritma
tersebut seperti yang digambarkan pada gambar diatas. Untuk enkripsi
konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi dan dekripsi adalah
sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang diperlukan. Namun adalah
dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk
enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda, untuk dekripsi. Lebih jauh lagi
adalah mungkin untuk menciptakan suatu algoritma yang mana pengetahuan tentang
algoritma enkripsi ditambah kunci enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci
dekrispi. Sehingga teknik berikut ini akan dapat dilakukan :
a)
Masing
- masing dari sistem dalam network akan menciptakan sepasang kunci yang
digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari informasi yang diterima.
b)
Masing
- masing dari sistem akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan
memasang dalam register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai
kunci pribadi ( private key ).
c)
Jika
A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan mengenkripsi pesannya dengan kunci
publik dari B.
d)
Ketika
B menerima pesan dari A maka B akan menggunakan kunci privatenya untuk
mendeskripsi pesan dari A.
Seperti
yang kita lihat, public-key memecahkan masalah pendistribusian karena tidak
diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan. Semua partisipan mempunyai akses
ke kunci publik ( public key ) dan kunci pribadi dihasilkan secara lokal oleh
setiap partisipan sehingga tidak perlu untuk didistribusikan. Selama sistem
mengontrol masing - masing private key dengan baik maka komunikasi menjadi
komunikasi yang aman. Setiap sistem mengubah private key pasangannya public key
akan menggantikan public key yang lama. Yang menjadi kelemahan dari metode
enkripsi publik key adalah jika dibandingkan dengan metode enkripsi
konvensional algoritma enkripsi ini mempunyai algoritma yang lebih komplek.
Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware, metode publik key
akan menghasilkan performance yang lebih rendah. Tabel berikut ini akan
memperlihatkan berbagai aspek penting dari enkripsi konvensional dan public
key.
Enkripsi
Public Key
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
- Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
- Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang cocok.
Yang
dibutuhkan untuk keamanan :
- Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
- Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
- Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar